PALEMBANG - Permainan tradisional saat ini kian tersisih oleh maraknya permainan elektronik. Padahal permainan tradisional dinilai sarat pendidikan dalam membentuk karakter anak, terutama untuk membentuk kebersamaan dan mengasah kecerdasan emosi. Oleh karena itu, perlu suatu upaya untuk menggali dan mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak.
Di kota Palembang upaya pengenalan permainan tradisional telah dilakukan dalam bentuk festival permainan tradisional. Festival tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang bekerja sama dengan kelompok Pramuka Wisata atau Saka Pariwisata Kota Palembang. Festival yang pertama kali diselenggarakan di Palembang ini digelar di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang, pada Minggu (30/11).
Ketua Pelaksana Festival Permainan Tradisional Palembang, Maulidia Wahyuni, mengatakan bahwa permainan tradisional Palembang itu digali dari para tokoh adat di Palembang. Permainan tersebut selanjutnya diinformasikan ke beberapa sekolah untuk diajarkan melalui kegiatan Pramuka. Maulidia menambahkan bahwa dalam mempelajari dan mempersiapkan festival tersebut berlangsung sekitar sebulan.
Sebanyak 13 jenis permainan tradisional dilombakan dalam festival tersebut. Di antaranya adalah bekel, egrang, bakiak batok, layang-layang, tepak cadang, musang mengejar ayam, dan dukungan. Beberapa permainan tersebut sudah tak dikenali lagi oleh anak-anak karena sangat jarang dimainkan.
Rusmawati selaku pembina pramuka SMP Patra Mandiri II Sungai Gerong menilai penyelenggaraan festival permainan tradisional tersebut sangat baik untuk pendidikan karakter anak-anak saat ini. Permainan-permainan tradisional tersebut sarat nilai yang membentuk karakter positif, seperti kebersamaan, kompetisi yang sehat, kecerdasan emosi, dan ketangkasan fisik.
Sementara Nani Anggraeni (11), siswi SMP Negeri 46 Palembang, mengaku hampir tidak pernah memainkan permainan tradisional. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan dan tidak ada kawan untuk bermain. Nani menjelaskan bahwa teman-temanya di rumah ada yang punya kegiatan sekolah sore atau les.
Referensi: Harian Kompas, terbit 1 Desember 2014.
0 komentar:
Posting Komentar