PEKALONGAN - Saat ini beragam mainan modern untuk anak-anak telah menjamur sehingga membuat masyarakat relatif mudah dalam mendapatkannya. Namun, mainan tersebut bisa didapatkan dengan mengeluarkan sejumlah uang yang mungkin tak sedikit. Hal ini membuat Pakar Penelitian, Mushofa Basyir berupaya menghidupkan kembali permainan-permainan anak tradisional dengan menyelenggarakan festival permainan tradisional di Kelurahan Tirto, Pekalongan Barat, Kota Pekalongan pada Minggu (16/11).
Dalam acara tersebut, puluhan warga berlomba dalam membuat mainan dari bahan-bahan yang relatif mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Mereka berlomba untuk membuat beragam mainan seperti congklak, gasing, dan bakiak yang bisa dibuat dengan mudah dari kayu bekas. Tidak hanya anak-anak saja yang ikut terlibat dalam perlombaan ini, melainkan orang tua juga turut berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.
Mushofa menjelaskan bahwa ketika orang tua dihadapkan pada masalah ekonomi untuk membelikan mainan anak, maka permainan tradisional bisa menjadi solusi masalah ini. Orang tua yang lebih berpengalaman dengan permainan-permainan tradisional di masa kecilnya dulu diharapkan untuk mewarisi pengetahuannya pada anak-anak. Hal tersebut akan membuat anak-anak akan lebih termotivasi dalam menginovasi permainan tradisional sendiri. Dengan begitu, secara tidak langsung orang tua telah ikut serta dalam pelestarian budaya tradisional.
Sementara itu Khoirun Nikmah, sebagai peserta perlombaan mengaku dengan melihat puluhan mainan dalam festival tersebut, maka ia bisa sewaktu-waktu membuatnya sendiri untuk menghibur adiknya di rumah kala rewel. Menurutnya ada beberapa maianan yang proses pembuatannya sangat mudah sehingga lain waktu dapat membuatkannya untuk menghibur adiknya.
Ahli Psikologi Anak, Sri Mumun Muniroh, mengatakan permaianan anak tradisional lebih dipengaruhi oleh kebijakan orang tua dalam memilihkan permaianan untuk anaknya. Orang tua sekarang cenderung lebih memilih yang instan. Mereka cenderung tidak mau direpotkan sehingga lebih memilih merogoh gocek untuk membelikan maianan buat anaknya. Ditambahkan, bahwa hal tersebut justru yang mempengaruhi kepunahan dari budaya permaianan tradisonal yang relatif lebih ekonomis.
Referensi: http://www.pekalongan-news.com/
Referensi: http://www.pekalongan-news.com/
0 komentar:
Posting Komentar